Pengikut

Sabtu, 13 Juli 2019

Cintaku harusnya untuk siapa?



Sore itu, dengan cuaca yang sedikit mendung dan jalanan yang lumayan macet tak mengurungkan niat para akhwat (sedikit aneh kalau aku berkata akhwat sebenarnya, apa aku yang aneh ya hehe J). Iya, aku buru-buru dan ujungnya aku telat samapai masjid ahmad yani yang sudah ramai dengan para muslimah yang memakai kerudung sangat lebar, bahkan mayoritas dari mereka bercadar dan mungkin ada yang sudah berniat ingin memakai cadar (eh, ga penting ya hehe). Oke, tema kajian sore itu tentang cinta. Lumayan menarik perhatian para remaja yang ingin mengetahui makna cinta itu yang sesuai dengan ajaran Islam. Di tulisan yang sebelumnya aku pernah bercerita tentang kajian yang memiliki tema hampir sama dengan hari ini.
Cinta, apa dibenak kalian ketika mendengar kata ini? Memikirkan seseorang yang kalian sukai dengan tersenyum? Apa itu salah? Lalu jika iya, siapa yang sebenarnya harus dicintai? Cinta dalam ajaran islam memang sesuatu yang fitrah jika dilakukan sesuai dengan peraturan yang ada. Ada Hadist Rosulullah SAW yang memiliki arti “cinta dunia dan takut mati’ arti dari cinta dunia disini bukan berarti kita tidak diperbolehkan untuk mencintai dunia, tapi kita tidak diperbolehkan untuk terlalu mencintai dunia.
Nah, untuk para muslimah yang belum menikah pasti tentunya pernah mengalami yang namanya jatuh cinta. Maka saat itu juga kita mengalami ujian. Karena dalam kenyataannya kita cenderung tidak bisa menahan dengan tidak chattingan, telfonan atau apapun itu yang menimbulkan banyak maksiat. Dalam hal ini, sudah kutulis di tulisanku sebelumnya,. Coba dibaca dulu.
Kita kembali ke cinta dunia. Dalam hal ini, cinta pada dunia termasuk cinta harta. Untuk mencegah kita dari cinta harta yang berlebihan, telah diterangkan dalam surat al-Imron ayat 92 yang artinya “bahwa sebaik-baik infaq adalah harta yang kita cintai” maka dengan begitu dia mencintai hartanya karena Allah.
Orang yang terlalu mencintai dunia adalah orang yang melakukan kesalahan hanya gara-gara duniawi. Sedangkan, siapa orang yang mencintai Allah? Orang yang mencintai dunia sesuai dengan yang dicintai Allah. Jadi, cinta disini mengajarkan ke kita untuk tidak mencintai siapapun atau apapun dengan berlebihan. Iya, tentu saja mudah untuk diucapkan dan sulit dilakukan. Hanya saja, ada yang namanya proses. Maka berproseslah, seberapa besar atau kecil perubahan yang lebih baik yang kau lakukan memiliki nilai yang lebih dari pada tidak sama sekali. Selamat berproses.^^

Merdeka yang harus dimerdekakan

Indonesiaku Merdeka Kekayaan alamnya tak diragukan Gunung dan lautan tak pernah luput dari pandangan Bahasa dan budaya tak terhitung d...