Prinsip hidup tentang hidup harus bermanfaat bagi orang lain, harus terus berbuat baik, dan tentunya hidup itu adalah amanah, prinsip itu akan selalu melekat sampai kapanpun. Kali ini, aku akan bicara tentang berbagi bukan hanya tentang uang. Bagi sebagian orang berbagi adalah seberapa banyak kita menyisihkan uang untuk orang lain. Di kamus hidupku berbagi adalah membagikan semua yang bisa kita bagikan saat itu juga. Karena yang kumiliki saat ini hanya berupa sebiji ilmu dan rasa empati untuk menolong, maka itu yang akan jadi prioritas untuk berbagi.
Menjadi volunteer adalah pilihan, impian, atau bisa disebut salah satu cita-citaku. Di dunia perkuliahan dengan jurusan yang tidak banyak menyita waktuku, akhirnya aku memilih mejadi kakak-kakak volunteer pengajar bimbingan belajar. Ada beberapa komunitas yang ku ikuti untuk mewujudkan secuil impian yang bisa dianggap sepele iitu. Dari mengajar anak-anak di pedesaan tanpa sinyal, panti asuhan, anak autis, mengajar anak-anak yang jadi target kristenisasi, sampai anak-anak milenial dengan gadget yang terus ditangan. Pengalaman yang banyak sekali itu membuatku semakin bergairah untuk terus jadi volunteer yang ketika aku datang mereka teriak memanggil namaku dan berebut salaman serta memelukku.
Impianku dari dulu adalah menjadi volunteer di Maluku. Entah kenapa aku bisa memilih tempat itu. Hanya saja, aku ingin bisa mewujudkannya. Sejak saat itu, aku rajin ikut oprec volunteer di bidang pendidikan untuk ditempatkan di pulau-pulau yang belum terjamah teknologi. Walaupun belum ada kesempatan kesana, dan mungkin jatah gagalku masih belum habis. Menjadi volunteer yang dirindukan merupakan prestasi bagi diriku. Menurutku, ketika kita mengajar dan anak-anak nyaman adalah sesuatu yang membanggakan. Karna sulit sekali mengambil hati anak-anak di waktu yang singkat. Dengan aku yang tidak bisa marah dan selalu tersenyum di depan mereka adalah suau kebanggan sendiri juga.
Selama hampir 4 tahun berada di kota hujan Malang, aku begitu bersyukur dipertemukan dengan orang-orang hebat di sekelilingku. Tidak hanya temen-temen sejurusan dan sekelas, tapi mereka yang seorganisasi denganku, mereka yang satu kepanitiaan denganku diwaktu yang singkat, mereka yang menemani perjalanan petualanganku di Alam. Mereka begitu peduli, mereka yang selalu mengingatkan, itulah salah satu motivasi terbesarku untuk selalu berbagi dimanapun dan kapanpun selagi aku mampu. Dalam hal ini, aku tak ingin menyia-nyiakan masa kuliahku yang sebatas duduk di ruang kelas lalu pulang ke kosan.
Banyak sekali pertanyaan yang melintas tentang kesibukan yang sebenarnya lebih tepat hanya ke mengurangi waktu bersantaiku. Dengan melihat orang tua banting tulang dan aku di isini hanya tergeletak di atas kasur, bukankah itu memalukan sekali, yang seharusnya prinsip mahasiswa adalah sebagai agen perubahan. Tapi bukan berarti hal ini jadi sarana membanggakan diri bahwa diri kita sudah termasuk salah satu agen perubahan.
Tak pernah ada niat membanggakan diri, tulisan yang sederhanan ini mungkin akan selalu jadi pengingat diri dan semua yang membaca tulisan ini. Semoganya, kita termasuk orang-orang yang senantiasa berbaik hati dan selalu dilindungi. Karna mati tak pernah pamit dalam diri, jadi terus berbuat baik dan selalu mengingat kebaikan orang lain harus ditanamkan dalam diri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar