Sore menjelang maghrib itu di ruang rapat pusat dakwah muhammadiyah disulap jadi tempat kajian. Dengan pemateri yang bisa dibilang disukai anak muda banget. Tema mahabbatullah menjadi pembahasan hangat sore itu. Pertanyaan-pertanyaan pembuka yang dilontarkan ustadz jadi penggerak hati kita yang mendengarkan, yang ternyata sangat jauh dariNya. Bagaimana memilih, menempatkan, dan mengelola cinta yang memang fitrah?
Proses menuju cinta pastinya diawali dengan adanya jatuh cinta. Ustadz bertanya pada kita tentang indikasi seseorang dinyatakan jatuh cinta, salah satu dari kami ada yang menjawab “seseorang sedang jatuh cinta itu, mereka candu. Mereka candu pada apapun yang berkaitan dengan seseorang yang disukainya.” Ustadz tersenyum dan menjawab setuju dengan jawaban itu. Salah satu kalimat yang kutangkap dari penjelasan ustadz tentang hal tersebut adalah cinta yang benar itu tidak menyakitkan, rindunya pun akan sangat lembut. Berbanding terbalik ketika cita itu tidak benar, rindunya sangat menyakitkan. Bahkan, jika rindu itu menyebabkan sakit didada dan menjalar ke tangan, maka sudah pasti itu adalah gangguan jin. Bisa dibayangkan, semengerikan itu jika kita salah menempatkan cinta kita.
Pastilah semua orang berkata cinta itu fitrah, lalu bagaimana bisa kita menghindar ataupun untuk tidak jatuh cinta. Di sini, ustadz menjelaskan sebenarnya seorang laki-laki itu memiliki kelemahan dimata dan dimulut. Oleh karena itu, seorang laki-laki jangan pernah memberikan kenyamanan jika dalam hatipun belum siap untuk melangkah ke jenjang lebih serius. Begitu pula perempuan, ia memiliki kelemahan di pendengarannya. Bisa dibayangkan gombalan yang hanya guyonan pun akan terbawa perasaan bisa jadi, kadang pertolongan yang dilakukan lawan jenispun bisa disalah artikan. Seperti itu, jika kita sedikit saja goyah maka cinta itu akan muncul tanpa menyangkutpautkan Allah dalam prosesnya dan itu termasuk zina hati yang menjadikan pengharapan berlebih.
Dalam suatu hadist riwayat muslim, Rasulullah bersabda takutlah pada dunia dan pada wanita. Sebagai perempuan yang ingin sekali jatuh cinta dengan tepat, aku diam merenung. Ternyata aku selama ini telah jauh dan kurang paham mengenai penempatan cinta yang seharusnya. Kita pasti bertanya-tanya bagaimana cara mengontrol hati kita jika sudah terlanjur jatuh cinta dengan cara yang salah? Intropeksi diri, ada yang salah dari cara bergaul kita dengan lawan jenis. Kita chattingan dengan tesenyum lalu membayangkannya saja sudah termasuk zina. Jadi betapa tertamparnya hati ini ketika medengar itu.
Nabi SAW bersabda, takutlah kalian pada penyakit “kasmaran” dan nabi menawarkan solusi untuk kita ketika “kasmaran” telah menjangkit hati kita, yang pertama adalah tidak mengembangkan perasaan, dengan contoh jika kita jatuh cinta pada seseorang yang seorganisasi atau sekomunitas dengannya bisa jadi kita harus keluar dari organisasi atau komunitas itu kalau hati kita tidak terkontrol dan dengan melakukan hal tersebutpun kita sudah dikatakan hijrah, jadi hijrah tidak hanya tentang pakaian tapi hati kita juga harus hijrah. Yang kedua bersabar, dengan tidak mengungkapkan perasaan sampai diri kita berani untuk mengambil langkah selanjutnya. Yang ketiga dengan mempersibuk diri kita dengan ketaatan kepadaNya, menyerahkan semuanya kepada sang pencipta.
Sempat berfikir bagaimana dengan menyebutkan namanya dalam doa sepertiga malam. Hal itu beda tipis dengan zina hati jika kita tidak memiliki tauhid yang kuat. Iya, semuanya seakan terjawab di sore itu. Gerimis yang tiba-tiba membasahi semakin membuat kami larut dalam kisah cinta yang seharusnya kita peruntukkan pada zat pemilik hati.
Dengan penjelasan yang begitu singkat itu, sebenarnya aku kurang puas. Karena ini perkara cinta, yang datang tiba-tiba tanpa kita mau. Iya, itu artinya ada yang salah dengan hati kita. Kukira kali ini prasangkaku benar, kita sebagai manusia selalu berharap lebih pada selainNya. Padahal kita selalu berharap surgaNya. Dan tentu saja surga itu tidak mudah dan tidak murah. Jadi sudah sejauh mana usaha kita untuk mendapatkannya? Sudah layakkah kita mendapatkannya? Ketika ditulisanku kemarin mari membenahi mimpi, sekarang mari kita juga membenahi ukhrowi. Sungguh tulisan ini tamparan bagi diri.
Mari jatuh cintakan cinta kita ke pemilik cinta yang sebenarnya, semoga bermanfaat.^^