Pengikut

Kamis, 07 Mei 2020

Ingin bosan namun tak pantas


Assalamualaikum warohmatullai wabarokatuh :-)
Bagaimana kabarnya? Semoga selalu baik ya. Kali ini memasuki ramadhan menulis part 8, antara sedih akan segera berakhir dan senang karena sudah tidak ada deadline lagi ehehehe.  Ketika bicara wabah pasti kita sudah mulai jenuh, bosan dan ingin segera beranjak dari rumah. Hanya saja itu tak pantas untuk kuucapkan. Banyak dari kita seakan menutup diri dengan segala keberkahan yang ada ini dan erus menerus mengeluhkan keadaan.
Ingin bosan namun tak pantas ketika melihat lalu lalang bapak gojek dengan segala keterbatasannya tetap melakukan pekerjaan yang mengharuskan mereka untuk tidak dirumah. Apalagi dengan sepinya orderan akrena orang-orang takut untuk memesan di luar.
Ingin bosan namun tak pantas ketika melihat ibuk-ibuk pagi buta pergi ke pasar dengan segala harap mereka agar dagangan yang dijualnya segera habis yang nyatanya kadang mereka harus rela sayuran dan buah-buahan masih banyak sampai membusuk.
Ingin bosan namun tak pantas ketika melihat bapak penjual kayu atau sejenis perabotan kayu yang dibopong dnegan pundak atau dengan menggunakan sepedah pancal berkeliling dari ujung ke ujung menantikan ada orang yang memanggil untuk membeli
Ingin bosan namun tak pantas, siapa aku ini berani-beraninya bosan dengan kegiatan ditengah wabah padahal banyak sekali yang ingin diposisi ini. Mari kita buka mata lebar-lebar, memakanai semuanya dengan sudut pandang positif ketika kita ingin bosan karena apa yang kita bosankan ini adalah mimpi para pejuang yang berada di jalanan. Eh, ini pesan untukku juga.



Ramadhan menulis part 8

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Merdeka yang harus dimerdekakan

Indonesiaku Merdeka Kekayaan alamnya tak diragukan Gunung dan lautan tak pernah luput dari pandangan Bahasa dan budaya tak terhitung d...