Selamat malam, sudah selesai tilawah kan? J kali ini, aku hanya ingin bercerita
tentang penerimaan yang kupelajari pelan-pelan. Menjalani kehidupan di
perantauan memang yang ku inginkan sejak duduk dibangku menengah atas. Lambat laun,
aku justru terjebak dalam kenyamanan yang telah kubuat. Kemudian aku sering
membanding-bandingkan hidupku saat tak ada yang kulakukan alias nganggur. Yang ternyata
malah membuatku tidak pernah bisa menerima semua kejadian dengan baik.
Mencari pembelaan, seolah-olah paling
sengsara. Buruk sekali memang tabiat itu namun dari situ pula aku belajar
adanya penerimaan. Bahwasannya semua yang terjadi tidak selalu seperti yang
kita impikan. Belajar akan adanya penerimaan dengan menyadari kalau setelah
usaha harus ada tawakkal bukan memaksakan kehendak.
Di ramadhan kali ini, setelah
bertahun-tahun tidak pernah berada di rumah membuatku sadar ternyata dalam
hidup harus ada yang namanya penerimaan. Salah satunya menerima kalau orangtua
memang selalu ingin bersama anaknya. Pernah dengar kalau anak itu selalu ingin
lari dari rumah karena tidak tahan dengan pola pikir orangtua yang selalu membandingkan
dengan kehidupannya zaman dahulu? Aku pernah baca tapi lupa di mana atau dibuku
apa. Dan itu ternyata wajar terjadi tapi semakin kesini kitapun harus belajar
adanya penerimaan. Kita yang harus memahami bukan menghakimi dan pergi.
Memang benar dibulan yang suci ini kita
harus bersihkan hati juga. Pelajaran buatku atau kalian yang membaca dan merasa
hal yang sama atau malah ada yang tidak terima dengan tulisan sederhana ini itu
hak kalian. Dari sini, semoga kita banyak belajar tentang penerimaan dan tidak
selalu menyalahkan keadaan karena jangan-jangan kita sendiri yang menjebak diri
kita untuk tidak bisa menerima keadaan.
Ramadhan menulis part 6
Tema: Menjadi pribadi yg lebih baik di bulan Ramadhan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar